H. Subianto (kanan) bendahara Puskud Jatim bersilaturohmi kepada Wakil Menteri Koperasi terpilih, Ferry Joko Yuliantono, beberapa waktu lalu di Kantor Kementerian Koperasi, Selasa, (29/10/2024).
Jakarta – Warta PJ. Kementerian Koperasi setelah berdiri sendiri akan segara membuat skala prioritas salah satunya menekankan pentingnya strategi promosi dan pendidikan dalam mengembangkan Koperasi yang bisa terintegrasi dengan program gizi nasional yang lagi digarap pada Pemerintahan Prabowo.
Wakil Menteri Koperasi pada Kabinet Merah Putih, Ferry Yuliantono menerima kunjungan silaturrohmi dari Bendahara Puskud Jatim, H.Subianto. Dalam kunjungan yang berlangsung pada Selasa, 29 Oktober 2024 bertempat di Kantor Kementerian Koperasi Republik Indonesia.
Menurut Ferry Yuliantono, pemerintah akan segera membuat peraturan yang efektif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan pengenalan koperasi dalam pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk berperan aktif, memastikan kelangsungan dan pertumbuhan koperasi di masa depan.
Dalam kaitannya integrasi dengan program gizi Nasional, Ferry Juliantono menyampaikan bahwa koperasi akan dilibatkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pentingnya kesehatan dan pendidikan generasi muda sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.
“Sewaktu retreat di Magelang, kami telah mendapatkan penjelasan dari Presiden bahwa program Makan Bergizi Gratis harus menjadikan koperasi sebagai pelaku utamanya,” kata Ferry yang juga sebagai penasehat di Inkud itu.
Koperasi di Indonesia, tidak hanya berfungsi sebagai alat penciptaan bisnis, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun pondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam survei yang dilakukan oleh Bank Dunia, lebih dari 72% dari populasi usia produktif di Indonesia, telah mendapatkan akses ke layanan keuangan melalui koperasi. Hal ini menegaskan bahwa koperasi adalah instrumen penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
Ferry menyadari bahwa masih rendahnya partisipasi generasi muda, khususnya Gen Y dan Z, dalam koperasi di Indonesia. Diperlukan pendekatan yang lebih modern untuk menjadikan koperasi sebagai pilihan utama bagi generasi muda yang penuh semangat inovatif.
“Tantangan ini harus dijawab dengan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai manfaat koperasi serta menawarkan program-program yang relevan dengan kebutuhan dan minat generasi muda,” ujarnya.
Ferry Juliantono, Wakil Menteri Koperasi Kabinet Merah Putih
Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan peluang baru yang lebih luas dalam bidang ekonomi digital, inovasi, dan kreativitas, sehingga Indonesia dapat memainkan peran lebih aktif dalam perdagangan internasional dan memperkuat posisinya di kancah global.
Program Unggulan
Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yaitu makan bergizi gratis akan dimulai pada 2 Januari 2025. Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha pun menyatakan program itu akan menyasar sekitar 15-20 juta anak pada 82 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami sedang menghitung berapa anak yang akan kita intervensi dari Rp 71 triliun, kurang lebih sekitar 15-20 juta anak,” kata dia dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9, Senin, 4 November 2024. “Memang belum seluruhnya anak Indonesia, karena dananya masih terbatas.”
Untuk persiapan pelaksanaan program itu, Ikeu menyebut BGN sudah menjalin kerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga serta UMKM yang akan menyuplai makanan di 82 titik tersebut. BGN juga telah membuat buku dan standar operasional makanan yang perlu disediakan.
“Kita sudah bekerja sama dengan Komando Distrik Militer (Kodim), di Jawa ada 50 titik, sedangkan di luar Jawa ada sekitar 32 titik, itu juga tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah titik-titik itu,” kata Ikeu.
BGN juga sudah mendidik sarjana penggerak pembangunan Indonesia (SPPI) untuk mengoperasikan unit-unit layanan di seluruh wilayah Indonesia. “Yang sudah dilantik sekitar 1.000 orang, dan kita sekarang pada tahap kedua karena SPPI ini yang akan mengoperasionalkan unit-unit layanan tersebut, dan terdiri dari tiga orang, yakni satu manajer, satu ahli akuntansi, dan satu tenaga gizi untuk memastikan makan bergizi gratis memenuhi kebutuhan gizi anak-anak,” kata Ikeu.
Selain itu, menurut Ikeu, setahun ini pemerintah sudah melakukan uji coba di beberapa titik atau unit pelayanan dapur yang menyasar minimal 3.000 anak. “Itu sudah dilakukan selama setahun sampai Bulan November ini dan berjalan lancar, sehingga menjadi referensi kita untuk melaksanakan unit pelayanan yang kita buat di berbagai tempat tersebut,” kata dia.
Kepala BGN Dadan Hindayana sebelumnya mengatakan program makan bergizi gratis akan melaksanakan tiga metode untuk mencapai target program. Pertama, membangun dapur pusat di setiap wilayah satuan layanan BGN. Kedua, penempatan dapur pusat di sekolah atau pesantren jika jumlah siswanya minimal 2.000 orang.
“Yang ketiga, kami akan layani daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau menggunakan makanan yang sekarang itu sudah berkembang dengan vakum yang bisa tahan selama satu tahun,” kata Dadan.
Pengiriman makanan dengan vakum tersebut, kata dia, mempertimbangkan lokasi-lokasi terpencil yang membutuhkan waktu 30 menit, sehari, bahkan berhari-hari untuk menjangkaunya dari pusat kota/kabupaten. “Sehingga kami bisa kirim sekali pengiriman dalam waktu satu pekan atau satu bulan dengan variasi menu, sehingga makanan itu tinggal buka, dimakan, tapi setelah dibuka kan langsung basi, jadi menu makanannya bervariasi,” kata Dadan.
Selain itu, menurut Dadan, BGN akan membentuk satuan pelayanan di daerah yang akan menangani 3.000 sasaran, dan akan menggandeng pemerintah daerah untuk bekerja sama membangun infrastrukturnya. Fat/Irs